11.16.2016

Salah Satu Kisah



Selagi membaca novel seri dilan,  yaaaa kisah dilan yang unik dengan takdir sebagai pemeran utama yang tak telihat. Aku kembali mengingatn awal pertemuan itu, aku sebenarnya tak tau kapan tepatnya berkenalan dengannya, aku hanya ingat itu tahun 2004 dia kusebut pengganggu. Yaaaa, dia tidak dekat denganku tapi ikut serta dengan yang lain menjahili. Bukan aku di bully, yaaa kadang mereka hanya bermain keterlaluan, jika aku marah juga mereka akan minta maaf. Dia yang kadang duduk dibelakangku bertanya hal yang tak terkenang olehku. Tahun tahun berlalu, tak ada kisah tentangnya yang aku tau. Hanya beberapa kali di tahun 2008 sempat berbincang kecil yang tetap tak terkenang olehku. Pernah juga dalam ujian seni, aku terpaksa menyanyi dengan speaker tanpa musik mengiringi. Ohhh god, suaraku jelek dan tambah malunya jadwalku bertepatan dengan bel istirahat yang membuat kelasku penuh penonton. Semakin aku memnyanyi, semakin ramai, entahlah, mereka datang untuk tau siapa penyanyi jelek ini dan sekedar menghunjat atau menunggu idolanya yang berada dikelasku untuk menyanyi. Tapi anehnya tatapan mereka hanya tatapan biasa bukan tatapan menghina dan akhirnya setelah aku melakukan kontak mata dengan penonton (yaaa sebut saja mereka penonton). Kontak mata ini bukan karena aku sok ngartis, tapi itu juga nilai tambah yang diberikan guru dengan alasan bahwa menandakan kita percaya diri. Sesaat aku melihat dia disudut luar jendela kelasku, mendongak dan memperhatikan cukup untuk tau siapa yang menyanyi. Saat itu, aku tak peduli yaaa kami bukan teman menurutku, hanya kenalan semata. 

Kembali mati suri kisah ini dan dimulai tahun 2011. Aku kuliah di kota yang jauh dari kota kelahiranku. Tak sengaja online di salah media sosial yang menciptanya kerap memakai kaos abu-abu. Bukan karena tak ada kerjaan, justru karena aku memiliki tugas dan harus berdiskusi dengan teman lainnya. Muncul chat darinya, sebagai kenalan lama kami mulai berbincang, awalnya hanya hal hal sederhanya yaa seperti basa basi busuk. Kami lanjutnya bercerita kisah lama yang aku terkait didalamnya dan ternyata dia sebagai pemerhati keadaan mengungkit kembali kenangan itu. Beberapa hari aku terpaksa online diwaktu yang sama untuk menyelesaikan tugas itu. Entah mengapa, dia selalu muncul sebagai chat kedua yang aku tunggu. Kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang hal hal apapun yang terpikirkan waktu itu. Tak ada kata janjian, tapi kami akhirnya selalu online di waktu itu, menceritakan keadaan kampus, teman teman baru, berita terkini dan orang yang saling kami suka. Pengakuan, sebenarnya saat itu tak ada orang yang kusuka, tapi aku bercerita padanya memiliki sosok itu, itu hanya karena dia selalu bertanya tentang orang yang disuka padaku, bukan karena jeles, hanya agar ada bahan obrolan dan sebagai batasan agar tidak ada rasa lebih karena aku sangat nyaman dengan keadaan chating yang selalu menarik ini. Dia memiliki gadis idaman, teman satu sekolah denganku saat sma. Aku tak dekat dengan gadis itu, hanya saling kenal nama dan saling sapa saat berpapasan. Tapi, dia selalu bertanya tentang sifat gadis itu atau cara mendekatinya dan bahka apa yang dia suka. Ohhhh aku tak tau apapun tentangnya. 

Keadaan ini berlangsung lama, dan kami mengikuti perubahan teknologi. Saat jamannya hape pintar yang waktu itu belum sepintar sekarang kami mengganti aplikasi komunikasi yang bisa lebih intense berbicara atau memanggil dengan mudah. Kami tak lagi membahas sosok orang orang yang kami suka, tapi hanya membahas kegiatan harian. Aku mulai tau jadwalnya, kegiatannya dan apa yang sedang dilakukannya. Kami menggunakan 4 aplikasi berbeda untuk menghubungi, banyak hal yang kami perbuat hanya untuk saling memanggil untuk bercerita apa yang terjadi hari ini, mulai dari kode bahkan sampai ngambek tersirat karena salah satu tak dapat dihubungi. Yaaa mungkin aneh dengan ngambek tersirat, kami tak bisa menyatakan dengan jelas jika kami ngambek, atas dasar apa haru melakukan itu, kita hanya teman chating yang senang dengan hp yang terus berdering. Kami lalukan hal itu selama kira kira 2 tahun, tanpa sekalipun berjumpa. Yaaa bukan karena gak mau, tapi karena keadaan saling melarang. Pernah dia mengajak jalan, tapi aku sedang quality time dan akhirnya memutuskan hari untuk pergi bersama tapi anehnya, aku yang sudah sangat exited dan akhirnya dia tidak datang. Saat aku bertanya mengapa tak datang, dia hanya bilang karena aku tak menghubungi. Yaaa kurasa kita sudah deal tentang waktu dan tempat, lalu bukankah itu artinya silahkan datang diwaktu yang sudah kita janjikan dan aku akan membukakan pintu. Sayangnya aku sudah harus kembali ke kota rantau sebelum kami memutuskan kapan lagi untuk berjumpa. 

Entah apa yang membuat kami akhirnya jauh dan tidak lagi saling bertukar kabar, mungkin karena sudah lelah hanya menatap layar atau merasa gagal sebelum berhasil hahhahaha. Tahun 2015 kami kembali saling menyapa, tapi hanya sapaan ringan, malah sangat ringan, yang jika dibalas hanya jawaban seperti "oh / hee/ haha". Sapaan ringan ini tidak rutin namun tidak hilang, karena setiap beberapa lama kamimakan saling menyapa ringan kembali. Tahun 2016 kulihat dia punya pacar, cantik, berpendidikan dan dari mukanya aku tau di baik. Aku tau mengapa kami hanya saling menyapa ringan, mungkin aku yang tetap asik dengan duniaku atau dia yang sudah memiliki prioritas. Dari lubuk hati ku ucapkan semiga langgeng. Harapanku besar agar dia bahagia. Ini bukan kisah patah hati, karena memang dari awal kami hanya teman cerita untuk membunuh waktu sepi. 

Beberapa saat lalu aku aneh, dia muncul di salah satu aplikasi perchatingan, kembali sapaan ringan saja. Aku menyesal tentang ini, mungkin jawabanku terlalu ketus, ya aku sadar setelah aku baca ulang, tapi aku bisa berbuat apa. Ingin menjelaskan, tapi untuk apa, toh dia mungkin merasa itu tak berguna, dia sudah memiliki seseorang dan jangan diganggu. Pada akhirnya memang tak ada cerita seru dari kami, tak ada pertemuan tak ada akhir malah sebenarnya. Tapi aku rasa, ini adalah salah satu cerita lucu tentang masa lalu dan cukup untuk membuatku tersenyum bila mengingatnya

Total Pageviews

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers