11.14.2016

Rokok


Baiklah, panggil aku si anti asap. Hey penyuka asap, mari kita hidup dengan saling tidak mengganggu karena jika kita berdebat aku dan kalian akan punya banyak alasan, sanggahan dan lelucon menyebalkan yang bisa kita lontarkan. 
Aku lahir di rumah sakit, dimana orang yang mendekati atau disekelilingku dilarang merorok. Kemudian aku besar di keluarga yang ayah dan kakak laki-lakiku bukan perorok (kita bicarakan lelaki karna yaaa mayoritas penyuka asap dari kaum itu). Di rumah yang tidak memiliki asbak cukup bisa menjelaskan dengan halus bahwa jangan merokok dirumahku. Aku tumbuh di komplek guru dengan hal ini bisa ditebak aku tak menjumpai perokok (ada perokok karena aku kerap menjumpai puntung rokok dijalan komplek, namun mereka tidak menampakkannya di depanku). Dulu juga dikendaraan umum jarang kujumpai ada yang merokok, para perokok kerap tahan dan sadar diri dimana mereka berada dan tau diri dimana mereka bebas merokok. Lalu masuklah kita di masa para perokok muda mulai sok dengan merasa hebat hanya dengan menghisap asap yang dibeli seharga 1000 rupiah. Hey, aku yang anak SMP kala itu juga mampu membelinya. 
Sebenarnya sosok sosok merekalah yang merusak etika dan membuat para perokok menjadi dibenci oleh orang sepertiku. Bagi mereka tak masalah dibenci, tapi aku masalah membenci mereka. Merekalah yang memberi contoh langsung dengan mengatakan pesan tersirat "kamu perokok, jadi bebas merokok dimana saja". Hal ini menjadikan komunitas perokok bebas banyak berkeliaran dimana saja dan mengajarkan para generasinya untuk melakukan hal yang sama. Membuat kita yang anti asap menjadi segan dan takut menegur hanya untuk mendapatkan oksigen yang bebas asap beracun. Banyak mereka berasumsikan hak, menegakkan HAM hanya untuk asalan merokok yang akhirnya mendesak mahasiswa menjadi fasilitator untuk membuat beberapa kebijakan tentang KTR (kawasan bebas asap rokok). 
Beberapa orangpun mulai bersikap kritis, menegur perokok yang mengganggu oksigennya di wilayah dengan dukungan kebijakan yang telah ada atau dengan gerakan tubuh yang mengisyarakatkan ketidaknyaman agar sipenyuka asap itu tau diri. Tapi banyak juga yang memilih diam tak peduli atau takut berprilaku padahal dia sadar dirinya terganggu. Ketakutan ini juga banyak yang mengalaminya seperti mereka yang merupakan istri atau anak dari perokok yang hanya diam saja ketika rumahnya mengalami serangan asap tiap hari atau mereka yang takut karena mendapatkan atasan dengan kewenangan yang tak terbantahkan. Ini dilema.

Aku si anti asap masih kerap menemukan para perokok yang tidak bisa 'membaca', 'bodoh' atau berlagak sok preman yang merokok di tempat terlarang. Walaupun jumlahnya berkurang tidak seperti 5 tahun lalu yang seperti membabibuta, tapi aku masih tak suka. Menegur mereka yang tak bisa membaca itu menyebalkan. Aku harus buang tenaga dan menyisihkan waktuku sebentar hanya untuk menegur mereka dan mereka kadang malu dan mematikan benda busuk itu, kadang juga hanya memberikan jarak saja. Tidakkah kalian belajar bahwa asap dapat bergerak mengikuti arus angin, bukankah asap dapat menyebar dan haruskah aku mejelaskan layaknya guru pada beberapa orang yang kadang lebih tua dariku. Menyebalkan.
Padahal pemerintah juga membukakan jalan perdamai dari 2 kubu ini. Pemerintah sudah meneriakkan kita "hey kalian si penyuka asap, jangan merokok di tempat yang kularang, bersikaplah seperti orang pintar dan hey kalian si pembenci asap jangan marah pada mereka saat merokok di tempat yang ku ijinkan, berdamailah". Kenyataannya yang merusak perdamaian bukan pihakku, pernahkah melihat ada orang marah marah pada perokok yang merokok diwilayah yang diperbolehka  merokok??? tidak, sejauh yang aku tau. Dan aahhhh tak usah ku tanya berapa banyak orang yang tak bisa membaca atau bahkan berlagak pintar sajalah. Mungkin ada yang tak nyaman ketika aku berkata 'berlagak pintar' karena kita tahu bahwa larangan merokok dibeberapa tempat bahwa ada yang tak tertulis, namun buat dalam bentuk gambar seperti gambar rokok yang di coret atau di silang. Jika kalian tak bisa baca bukankah dengan melihat gambar itu cukup menjelaskan maksud tulisan yang mungkin tak bisa kalian mengerti maksudnya. 
Ahhhhhh, kata-kataku kurasa semakin kasar, karena sosok yang kuceritakan sangat menyebalkan. Penting di pahami "aku bukan membenci semua kalian yang merokok, aku hanya benci sebagian dari kalian yang tak bisa membaca dan berlagak pintar".
Tak mungkinlah atau tidak mempunyai orang dekat yang merokok. Aku punya beberapa teman dekat yang merokok yang sudah berjuta kalu ku bilang berhenti, mereka tak dengar tapi pertemanan kami baik-baik saja. Aku juga pernah menjalin hubungan dengan perokok, walau dia tidak pwrnah merokok di dekatku, tapu aku tau hanya dengan aroma badannya yang sudah pasti aroma asap rokok yang menempel. Sosok perokok yang ku sayangi dan ku hormati, yaaaa dia guru idolaku dan lagi-lagi dia tak merokok di dekatku, aku hanya sering melihat dia menenteng bungkus rokok dan korek api. 
Jika aku pikir lagi, mengapa aku sangat membenci sebagian dari mereka itu. Mungkin karena aku tumbuh di lingkungan yang tidak mentoleransi perokok, di rumah dengan oksigen yang bersih atau karena badanku yang tak bisa menerima. Aku akan sakit tenggorokkan bila terhisap asap perecun itu walau di penyukanya hanya habis satu batang. Tenggorokkanku terasa gatal dan nyeri yang nanti berujung dengan menjadi sakit batuk atau flu. Maka dari iti, saat aku masih sosok yang tak berani berkata, aku kadang hanya meminum susu sebagai penetral yang aku sendiri tak tau apakah berefek tapi yaaa kekuatan sugesti membuatnya sangat ampuh. 
Okeee,. Inti dari tulisan ini, aku hanya ingin berdamai dengan kalian, ayolah bersikap dewasa, silahkan merokok ditempat kalian bebas merokok dan ekspresikanlah, bersenang-senanglah disana dan tolonglah kami yang tak suka kalian, denga hidup perdampingan di wilayah masing masing dengan tidak membuat tingkah yang membuat kami haru meluangkan waktu untuk bersapa dengan kalian. JANGAN MEROKOK DI TEMPAT UMUM. Yapp bila tak bisa membedakan mana tempat umum, kujelaskan secara mudah, tempat umum itu tempat dimana kalian bertemu dengan orang yang tidak kalian kenal.

Total Pageviews

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers