11.14.2016

Pandanganku Tentang Dilan Milea




Ehmmmmm
Bingung kata apa yang harus di ketik sebagai pembukaan tulisan ini.
emmmm, Aku baca ketiga buku tentang cerita kisah lalu dilan dan milea. Saat baca dilan 1990, aku paksakan membacanya di awal awal bab, karena jujur sedikit membosankan. Gaya penulisannya sederhana seperti yang dikisahkan karena diasumsikan itu tulisan santai milea di malam hari. Berbeda dengan beberapa novel lainnya, novel ini hanya seperti bercerita saja.

Pada novel dilan 1991, gaya penulisan sedikit berbeda, menurutku lebih rapih entah apa yang membuatku mengatakkannya seperti itu. Aku sangat nyaman membaca novel seri kedua ini. Cerita di seri ini juga lebih hidup dan beberapa point penting juga terjadi di seri ini. Jika dari ketiga seri ini, seri kedua ini adalah favorit. Aku juga mulai jatuh cinta pada sosok dilan dengan pembawaan karakternya yang unik tapi juga dibeberapa part berasa sisi anak labil maupun dewasa. Juga diseri ini beberapa part aku mendukung Lia juga aku menyalahkan beberapa tindakkannya yang sebenarnya bisa dipikirkan cara bertindak yang lebih baik.
Aku sudah terpatok bagaimana sikap dilan, entah apakah aku juga mulai berimajinasi lebih tentang sosoknya atau aku hanya mengikuti gambaran yang diceritakan Lia. Namun, dinovel milea aku sedikit kecewa. Harapanku dilan akan menceritakan part dari keseluruhan sudut pandang yang dipikirkan Lia menurut dilan. Tapi, aku menemukan bukan sosok dilan yang kuketaui, tapi sosok dilan lain yang begitu dewasa, apalagi dialog-dialog pembicaraan yang terkesan berbeda dengan apa yang aku tau tentang dilan. Mungkin karena novel ini ditulis oleh sosok dilan yang sudah dewasa dengan pemikiran yang mengalami perubahan seiring waktu tapi ini tak nyaman, bagiku sebagai pembaca yang sudah terdoktrin sosok dilan oleh lia. Beberpa part juga menyatakan bahwa dilan setujua dengan cerita yang ditulis lia, tapi aku mungkin yang berekapektasi lebih, berharap dilan mempunyai pendapat berbeda sehingga ada cerita lain yang harus kami sebagai pembaca tau, namun tak ada sehingga singkatnya penjelasan kejadian itu.
Ada juga cerita singkat dilan jika kadang kala dia merasa di dikte oleh lia, ketidaknyaman dilan akan hal itu ditulisanya dibagian-bagian yang dulu ku kira itu tak menjadi permasalahan bagi dilan, yaaaa kembali membuatku merasa bukan dilan yang sedang bercerita ini dan membuat sosok dilan yang di impikan nyaris sedikit demi sedikit menghancurkan sosok impian itu. Aku bisa berfikir dari sudut dilan, mungkin dia hanya ingin menjelaskan jika dilan tak sesempurna seperti yang diimpikan pembaca atas dasar yang mereka baca dari cerita lia, menjelaskan sosok dilan hanya siswa sma yang tak berbeda dengan anak sma lainnya pada saat itu dan mungkin mengharapkan para pembaca wanita jangan terlalu larut memimpikan adanya sosok nyata seperti indahnya cerita lia. Aku juga yang dulu berfikir milea merupakn dunia dilan denga porsi dan prioritas tertinggi, namun aku sadar kembali jika dilan hanyalah sosok anak sma.
Saat ngetik ini sebenernya berbarengan dengan aku membaca novel milea. Aku beli novel milea online di play book. Saat membacanya dan setiap aku menemukan 'sesuatu' aku akan berhenti membaca dan pindah aplikasi ke blogger. Saat ini aku baru sampai ke halaman 127 yang sedang membahas bowo yang bisa menjadi ari wibowo. Pada fase ini aku menemukan sosok dilan sma lagi, yap kurasa mulai dari halaman 116 sosok dilan tampak sama seperti yang diceritakan milea.
Ada satu lagi ketidaknyamanan saat membaca milea, terlalu banyak bahkan sangan banyak perkataan tentang "sudah ditulis di buku dilan atau dibuku itu" huuuuuh
Pada halaman 200an, ahhh aku lupa tepatnya. Aku mengakui bila keadaan mereka terjadi dengan ketidak mampuan lia untuk mengendalikan sikapnya, tentang salah bersikap yang menjadikan ini kenangan. Tapi, sudah terlihat berbagai usaha yang diperbuat lia untuk menyelesaikan atau bahkan mengembalikan semua keadaan kembali ditempat kenyamanan. Namun, usaha ini sia-sia oleh dilan. Dilan menghindar. Dilan terlalu jauh berfikir dan berimajinasi liar tentang hal-hal yang ditakutinya dan menganggapnya nyata. Kadang keadaan unik yang sering kita sering sebut takdir turut membantu menggagalkan semua rencana perbaikkan.
Halaman 308 aku sebagai pembaca yang tak tau tentang perasaan sebenarnya, aku merasa mereka hanya menenangkan diri dan berdamai dengan keadaan sekarang, tidak mengkambing hitamkan keadaan dan membiarkan kenangan tetap tertinggal dibelakang tanpa harus ditarik untuk terjalin di masa kini.
Coba kita berimajinasi sejenak. Apa yang akan kita lakukan setelah ternyata saling tau bahwa mereka di permainkan takdir terlalu banyak kebetulan dan kesalahpahaman yang membawa mereka pada titik ini. Tetap berada dikeadaan sekarang, tanpa berusaha merubah sesuatu atau mengikuti perasaan yang saat itu memuncah tanpa memikirkan keadaan lain yang ikut terlibat. Atau bahkan bila kamu menjadi teman mereka, saran apa yang akan kamu berikan? menyarankan dia mengejar masa lalu atau hanya kenang saja memori itu. Aku tak tau juga terlalu banyak perasaan yang terlibat sekarang (1998). Mereka tak dapat hanya mempedulikan perasaan mereka, mereka juga harus sadar perasaan lain yang terlibat juga harus dipikirkan. Namun, ini kisah mereka, bukahkan perasaan mereka disini memiliki prioritas tertinggi untuk menentukan kebahagian kelak di masa depan.
Kembalikan sajalah, untuk memenangkan pikirkan, menenangkan hati dan merasakan menjadi pemenang atas keadaan. Yaaa kembalikan kepada sang Maha Pembuat Rencana. Mungkin saat keadaan itu kita akan merasa kalah oleh situasi, tapj mungkin juga itu hanya sebagai hadia dari Nya untuk kita agar kita memiliki kisah yang bisa diceritakan dan dikenang. Mungkin juga itu hanya agar kita bisa merasakan bagaimana beratnya rindu, bagaimana lelahnya tangis dan bagaimana sesaknya hati yang patah.
Jam 21.25 tepat 12 jam setelah belu novel ini, walaupun entah kapan tulisan inu akan di share, karena aku lebih suka memenuhi draft. Kini setelah tamat membaca milea, aku tari kata kata di awal yang menyebutkan kekecewaan dengan novel ini. Mungkin butuh waktu lama hingga ke halaman 116 untukku nyaman membaca novel ini. Namun novel ini seperti mengajarkan hal sederhana jika itu kenangan indah perjuangkan untuk tetap indah dikenang jangan menghancurkanya menjadi masa depan yang kelam.

Total Pageviews

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Followers