Dulu saat pertama mengenalmu, aku hanya tersenyum sebagai
salam perkenalan.
Dulu saat kita mencoba lebih dekat, mencoba saling mengerti
dan saling memahami, aku hanya tersenyum pertanda aku bersedia
Dulu saat semuanya terungkap, kata-kata indah mengalir dari
bibirmu, aku pun hanya tersenyum, dengan getaran hebat di hatiku.
Dulu saat semua hari begitu indah dengan adaya dirimu, aku
tak pernah melepaskan senyum ini.
Dan ketika datang hari dimana semua yang indah tampak kelam,
aku juga hanya tersenyum, menegarkan hati ini yang tak memiliki topangan lagi
tuk tetap kokoh.
Kini aku masih tersenyum mengingat semua hari itu, aku tak
melupakan sosokmu yang indah pada waktunya.
Terseyumlah, karena dengan senyuman kau bisa membohongi
orang tentang keadaan hatimu yang sesungguhnya, kita tak bisa terus menurus
tertopang oleh orang lain, berdirilah sendiri dan jika kau mampu topanglah
orang lain.